Breaking News

6 Jenis Kalender Yang Ada di Indonesia

Foto Ist
6 Jenis Kalender Yang Ada di Indonesia
Informasi, infokyai.com - Kalender diciptakan untuk memberi nama pada sebuah periode waktu, mengutip dari wikipedia.org, Sebuah kalender ciptakan sebagaisistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu (seperti hari sebagai contohnya). Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan.

Sedikit infokyai.com akan mengulas tentang jenis - jenis kalender yang ada di Negara Indonesia yai, ternyata di Indonesia terdapat 6 jenis kalender yang hingga saat ini masih dipergunakan loh yai, wow keren yai, walau memiliki keanekeragama pada kalender Indonesia tetap menyatu, inilah Indonesia walaupun memiliki perbedaan tetap menghargai satu dengan lainnya.

Jika menurut sumber - sumber lainnya yang telah menjadi kekinian di kalangan masyarakat umum, bahwa penentu suatu periode pada kalender berdasarkan dari gerakan - gerakan benda angksa yai, contoh saja seperti Matahari dan Bulan.

Berikut ini jenis - jenis kalender yang ada di Negara Indonesia, yang infokyai.com kutip dari beberapa sumber, yaitu :

Pertama adalah Kalender Masehi
Kalender Masehi adalah kalender yang paling banyak dipergunakan oleh masyarakat dunia, hmm ya Indonesia juga pun termasuk negara yang menggunakan sistem penanggalan kalender masehi yai, mengapa Indonesia menggunakan Kalender Masehi ? dikarenakan konon dahulunya Indonesia merupakan negara jajahan dari bangsa b******a , yang menerapkan sistem penanggalan kalender masehi yai.

Kalender masehi mulai terhitung sejak la kelahiran Yesus dari Nazaret. Perhitungannya menggunakan pola pergerakan Matahari. Dalam kalender Masehi, mempunyai perhitungan 12 bulan dalam satu tahun, dan 7 hari dalam satu minggu. 

Kedua adalah Kalender Hijriyah
Kalender Hijriuyah adalah kalender yang mayoritas dipergunakan oleh bangsa yang menganut keagamaan Islam, dan Negara indonesia pun, ada beberapa masyarakatnya yang telah menerapkan dengan sistm penanggalan kalender Hijriyah yai.

Pada perhitungan kalender Hijriyah dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Makkah dan Madinah pada tahun 622. dari peristiwa itulah terhitung sistem penanggalan Hijriyah yai, mungkin di Indonesia, masyarakat Indonesia menggunakan sistem kalender Hijriyah dalam menentukan tanggal - tanggal ibadah atau hari - hari penting Islam, seperti halnya Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Ketiga adalah Kalender Jawa
Kalender Jawa adalah Kalender yang mayortias yang menggunakan adalah masyarakat Indonesia yang khususnya suku Jawa, Kalender Jawa merupakan kalender yang cukup unik, karena dari cara perhitungannya menggunakan 2 (dua) sikluas yai, pertama dalah siklus mingguan 7 (tujuh) hari, dan siklus pancawara yang terdiri 5 (lima) hari.

Konon asal punya asal yai, Kalender Jawa ini kononya diyakini sebagai kalender yang cikal bakalnya perpaduan antara budaya (Jawa dan Budaya Barat) dengan agama (Islam dan Hindu Budha)

Mengutip dari wikipedia.org, Kalender Jawa atau Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh Kesultanan Mataram dan berbagai kerajaan pecahannya dan yang mendapat pengaruhnya. Penanggalan ini memiliki keistimewaan karena memadukan sistem penanggalan Islam, sistem Penanggalan Hindu, dan sedikit penanggalan Julian yang merupakan bagian budaya Barat.

Sistem kalender Jawa memakai dua siklus hari: siklus mingguan yang terdiri dari tujuh hari (Ahad sampai Sabtu) dan siklus pekan pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran. Pada tahun 1625 Masehi (1547 Saka), Sultan Agung dari Mataram berusaha keras menanamkan agama Islam di Jawa. Salah satu upayanya adalah mengeluarkan dekret yang mengganti penanggalan Saka yang berbasis perputaran matahari dengan sistem kalender kamariah atau lunar (berbasis perputaran bulan). Uniknya, angka tahun Saka tetap dipakai dan diteruskan, tidak menggunakan perhitungan dari tahun Hijriyah (saat itu 1035 H). Hal ini dilakukan demi asas kesinambungan, sehingga tahun saat itu yang adalah tahun 1547 Saka diteruskan menjadi tahun 1547 Jawa.

Keempat adalah Kalender Sunda
Kalender Sunda adalah kalender hampir mirip dengan kalender masehi, namun saja perbedaanya, pada Kalender Sunda ada nama - nama hari dan bulan yang berbeda yai, misal saja urutan bulan pada Kalender Sunda berbeda dengan kalender maesehi, seperti Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, dan Asuji. Jumlah hari dan minggu juga sama, sedangkan untuk jumlah bulan ada yang 29 dan 30 hari sebagaiaman kalender Masehi.

Mengutip dari wikipedia.org, Penanggalan Sunda atau kalender Sunda adalah sistem penanggalan atau kalender yang digunakan oleh masyarakat tradisional Sunda di Nusantara (sekarang Indonesia).

Kalender Sunda sendiri hampir memiliki jumlah bulan, minggu, dan hari yang sama dengan kalender Masehi, yang membedakannya ialah penamaan nama bulan, minggu, dan harinya. Sistem penanggalannya terdiri dari tiga sistem yaitu berdasarkan perhitungan terhadap peredaran Bulan atau disebut Kala Candra Caka Sunda, sistem perhitungan terhadap peredaran Matahari atau Kala Surya Saka Sunda, dan Kala Cakra Caka Sunda.

Kelima adalah Kalender Saka
Kalender Saka adalah kalender yang berasal dari India, mengutip dari wikipedi.org, Kalender Saka berawal pada tahun 78 Masehi dan juga disebut sebagai penanggalan Saliwahana (Sâlivâhana). Kala itu Saliwahana yang adalah seorang raja ternama dari India bagian selatan, mengalahkan kaum Saka. Tetapi sumber lain menyebutkan bahwa mereka dikalahkan oleh Wikramaditya (Vikramâditya). Wikramaditya adalah seorang musuh atau saingan Saliwahana, dia berasal dari India bagian utara.

Mengenai kaum Saka ada yang menyebut bahwa mereka termasuk sukabangsa turuki atau Tatar. Namun ada pula yang menyebut bahwa mereka termasuk kaum Arya dari suku Scythia. Sumber lain lagi menyebut bahwa mereka sebenarnya orang Yunani (dalam bahasa Sanskerta disebut Yavana yang berkuasa di Baktria (sekarang Afganistan).

Jadi Kalender Saka adalah penggabungan penanggalan yang berdasarkan pergerakan mataharai dan bulan atau Syamsiah-Kamariah. Kalender ini dimulai pada tahun 78 Masehi, umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia bagian Barat sebelum masuknya ajaran Islam di Nusantara. Namun kalender Saka yang dipergunakan dimodifikasi oleh beberapa suku bangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka.

Keenam adalah Kalender Saka Bali
Kalender Saka Bali tidak jauh berbeda dengan kalender saka, namun saja pada umumnya Kalender Saka Bali mayoritas penggunanya adalah masyarakat Hindu di Provinsi Bali yai, jadi Kalender Saka Bali merupakan salah satu pengembangan dari kalender saka yang telah infokyai.com bahas sebelumnya, lalu di modifikasi, dan jadilah Kalender Saka Bali yai.

Sistem penanggalan Kalender Saka Bali dihitunga berdasarkan dari posisi matahahari dan bulan, namun saja dalam perjalannya masih banyak dibicarakan yai, untuk dapat menentukan cara perhitungan yang tepat.

Sekian informasi jenis jenis kalender yang ada di Negara Indonesia, apakah pernah terbayang di benak kalian jika kita tidak memiliki kalender ? wah ? pasti pernah terbayang, walaupun sekilas, kita sebagai generasi penerus bangsa, patut bangga atas gagasan - gagasan pemikiran orang - orang terdahulu, mereka sangat hebat dalam segi pemikirannya, seperti halnya kalender.

Dari penciptaan kalender, kita menjadi terbantu dalam menentukan sesuatu kegiatan kepada seseorang, coba bayangkan jika tidak ada kalender, pastinya akan sangat kesusahan sekali dalam menentukan janjikan ? apalagi janji dengan doi :p, oke sekian yang dapat infokyai.com paparkan pada artikel jenis - jenis kalender yang ada di Indonesia, semoga dapat menjadi bahan referensi pada diri anda.

Dan jangan lupa di share atau bagikan yai ke kawan - kawan anda, siapa tau bermanfaat untuk bersama, sekian. terima kasih. (red/tm/mp)

© Copyright 2022 - Info lampung, loker lampung, lowongan lampung, kuliner lampung