Gerhana Bulan Parsial 7 Agustus 2017 / Foto huffingtonpost.com |
Bandung, Infokyai.com - Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) menyatakan Gerhana Bulan Parsial yang diprediksi akan nampak terlihat jelas pada tanggal 7 Agustus 2017 malam.
Mengutip dari liputan6.com, Menurut Astronom Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto, Gerhana yang akan tampak kali ini adalah gerhana dengan nomor seri Saros 119.
Penampakan gerhana memang sudah lama banyak orang memperhatikannya, namun saja terdapat penampakan dari sejumlah gerhana yang hampir sama jika diperhatikan dengan seksama, dilihat dari penampakanannya besarnya dan durasi gerhana tersebut. "Kata Priyatikanto melalui keterangan tertulis, Senin, 7 Agustus 2017.
Gerhana yang tampak kali ini, disebut dengan seri Saros yang telah berulang kira -kira sekitar 18 tahun sekali. "Katanya
Mengenai ukuran gerhana yang tampak kali ini, diperkirakan 2,6 kali ukuran piringan bulan perbanidnganya. "Paparnya
Sedangkan menurut Astronom Yunani Aristarchus mengatakan, gerhana kali ini diperkirakan jaraknya antara bulan dan matahari dari bumi sekitar 2.3000 tahun yang lalu.
Mengutip dari liputan6.com, Menurut Astronom Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto, Gerhana yang akan tampak kali ini adalah gerhana dengan nomor seri Saros 119.
Penampakan gerhana memang sudah lama banyak orang memperhatikannya, namun saja terdapat penampakan dari sejumlah gerhana yang hampir sama jika diperhatikan dengan seksama, dilihat dari penampakanannya besarnya dan durasi gerhana tersebut. "Kata Priyatikanto melalui keterangan tertulis, Senin, 7 Agustus 2017.
Gerhana yang tampak kali ini, disebut dengan seri Saros yang telah berulang kira -kira sekitar 18 tahun sekali. "Katanya
Mengenai ukuran gerhana yang tampak kali ini, diperkirakan 2,6 kali ukuran piringan bulan perbanidnganya. "Paparnya
Sedangkan menurut Astronom Yunani Aristarchus mengatakan, gerhana kali ini diperkirakan jaraknya antara bulan dan matahari dari bumi sekitar 2.3000 tahun yang lalu.
Rhorom menjelaskan Penumbra adalah matahari sebagai sumber cahaya yang berbulat dan tidak titik. Saat benda menutupi cahaya matahari akan terbentuk bayangan dengan tepian yang agak kabur. Bayangan kabur itulah yang disebut Penumbra, sedangkan daerah di tengah disebut Umbra.
"Nampaknya cuaca di Pulau Jawa cukup cerah sehingga bisa menikmati indahnya gerhana. Kalau mau motret, bisa digunakan kamera dengan kemampuan optical zoom yang cukup," ujar Rhorom.
LAPAN menyebutkan pada saat puncak gerhana bulan nanti, 25 persen piringan bulan akan tertutup bayangan Bumi. (Red/tm/mp)
Social Header