Pemprov Lampung Ajak Kabupaten/Kota Atasi Masalah Gizi Buruk Anak
BANDAR LAMPUNG -- Plt. Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Taufik Hidayat mengatakan kekurangan gizi (stunting) atau tinggi badan anak tidak sesuai standar menjadi fokus perhatian Pemerintah Provinsi Lampung. Gizi buruk merupakan masalah nasional. Bappenas mencatat ada 9 juta anak yang mengalami stunting.
Fakta lainnya, tingginya prevalensi anak stunting memosisikan Indonesia dalam lima besar dunia masalah stunting. Stunting biasanya terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan manusia. Namun, hal itu tak menutup kemungkinan bahwa stunting juga dapat terjadi sejak janin dalam kandungan.
“Stunting lebih dari sekadar masalah tinggi badan. Hal tersebut dikarenakan stunting juga berkaitan dengan kecerdasan anak," kata Taufik pada Focus Group Discussion (FGD) Analisis Kebijakan Intervensi Program Spesifik dan Sensitif di Lokus Penanganan Stunting Terintegrasi Provinsi Lampung Tahun 2018-2019 di Ruang Rapat Bappeda, Kamis (25/10/2018).
Berkaitan dengan hal tersebut, Taufik mengatakan sebenarnya ada beberapa upaya Pemerintah Provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota untuk memerangi masalah gizi tersebut. “Ada beberapa upaya yang dilakukan. Di antaranya percepatan pembangunan kesehatan, program penyediaan pemukiman perkotaan dan pedesaan, program penyehatan lingkungan, dan gerakan Seribu Hari Pertama Kehidupan mencakup upaya yang spesifik maupun yang sensitif,” ungkap Taufik yang juga Kepala Bappeda Provinsi Lampung itu.
Taufik berharap melalui kegiatan FGD ini, Pemerintah Provinsi Lampung dapat berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota yang menjadi Locus Pilot Project dalam penanganan permasalahan stunting di Provinsi Lampung. "Kami berharap lewat kegiatan ini, Pemerintah dapat lebih menggali akar masalah stunting sehingga ke depan lebih fokus terhadap program dan lebih meningkatkan sinergi serta kinerja dalam mengatasi stunting," ujar Taufik.
Selain itu, dia berharap kerja sama seluruh sektor. Pihak nonpemerintah, swasta, dan masyarakat harus turut mengambil bagian untuk memeranginya. Masyarakat harus lebih sadar akan pentingnya kebersihan sanitasi. Hal itu bisa menjadi salah satu penyebab stunting.
Pada bagian lain, Bustanul Arifin, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) mengatakan program penanganan kasus stunting di Provinsi Lampung, sesuai pakem yang ada. Dia berharap program tidak hanya fokus pada urusan penanggulangan kasus stunting saja namun juga program pencegahannya.
"Ini penting, karena terkadang kita hanya fokus pada program penanggulangan. Sedangkan program pencegahannya masih kurang, padahal program pencegahan itu dampaknya lebih luas dan lebih signifikan," kata Bustanul.
Selain itu, Bustanul mengingatkan untuk lebih meningkatkan sinergi dengan Fakultas Kedokteran Unila dalam penanganan masalah stunting di Provinsi Lampumg serta meningkatkan keamanan pangan, perilaku terhadap higienis lingkungan dan kualitas sanitasi. "Ini perlu kerjasama semua pihak dan juga pendekatan yang persuasif kepada masyarakat. Dengan harapan ke depan permasalahan stunting di Provinsi Lampung teratasi secara baik," kata Bustanul. (Rls)
0 Komentar