Isu ketidakstabilan harga singkong menjadi sorotan utama dari Kepengurusan Himpunan Pengusaha Muda (HIPMI) Kabupaten Lampung Tengah. Banyak kalangann dari petani khususnya para petani singkong mengeluhkan harga jual yang rendah dari singkong.
Dani Satria, S.IP. Selaku ketua HIPMI Lampung Tengah menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ini. Ia menegaskan bahwa persoalan ini harus segera diatasi dengan langkah-langkah konkret agar petani singkong bisa menemukan solusi yang terbaik. “Kami akan berusaha berkomunikasi kepada pihak-pihak terkait untuk membahas standarisasi harga agar petani tidak terus dirugikan dan mendapatkan kepastian,” jelasnya.
Selain itu juga, Dani Satria merasa miris dikarenakan banyak petani yang terpaksa berhutang demi menutupi kebutuhan operasional mereka. “Saya sempat menerima laporan bahwa petani harus berhutang, terutama di bank mekar, untuk membeli pupuk dan biaya operasional lainnya. Ketika panen tiba, harga singkong justru anjlok sehingga mereka kesulitan membayar utang. Bahkan ada yang sampai menjual lahan mereka untuk melunasi hutang. Ini sangat miris. Jika dibiarkan, petani kita akan semakin terpuruk,” ujar dengan nada prihatin.
Ia juga mendesak pemerintah daerah kabupaten dalam hal ini Bupati Kabupaten Lampung Tengah, untuk segera turun tangan. Persoalan ini harus menjadi perhatian serius. Stabilisasi harga singkong adalah langkah awal yang penting untuk menjamin kesejahteraan petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Kabupaten Lampung Tengah. “Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan solusi nyata agar petani tidak lagi menjadi pihak yang dirugikan dalam rantai produksi dan distribusi hasil pertanian mereka.” Tegasnya. (Red)
0 Komentar